Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah telah memulai menawarkan pengelolaan 24 blok minyak dan gas (migas) kepada investor dalam dan luar negeri melalui lelang putaran kedua 2009. Dirjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo di Jakarta Senin mengatakan, 24 blok itu terdiri atas 12 blok yang ditawarkan melalui loving reguler dan 12 lainnya melalui penawaran langsung.

"Kami undang investor dalam dan luar negeri untuk mengikuti lelang ini," katanya saat pengumuman lelang tersebut.

Ke-12 blok yang ditawarkan melalui lelang reguler adalah

South East Andaman, Tarakan I, Tarakan II, Tarakan III, North Masela, West Berau, Cendrawasih Bay I, Cendrawasih Bay II, Cendrawasih Bay III, Cendrawasih Bay IV, Cendrawasih Bay V, dan East Aru.

Sementara itu 12 blok yang ditawarkan melalui penawaran langsung adalah Puri, Sakakemang, Selar, Sunda Strait I, North Madura, Karapan, Mandala, Long Hubung-Long Bagun, Malunda, Sadang, South Mandar, dan South Sageri.

Menurut dia, dokumen penawaran blok reguler bisa diambil antara 15 Desember 2009 sampai 13 April 2010. "Penyerahan dokumen dilakukan pada 14 April 2010," katanya.

Think about what you've read so far. Does it reinforce what you already know about tech? Or was there something completely new? What about the remaining paragraphs?

Jadwal pengambilan dokumen blok yang ditawarkan secara langsung adalah 15 Desember 2009 sampai 28 Januari 2010. "Penyerahan dokumen dilakukan pada 29 Januari 2010," katanya.

Penawaran blok tersebut merupakan kedua kalinya pada 2009 setelah putaran pertama ditawarkan sebanyak 24 blok yang terdiri atas 17 blok yang ditawarkan melalui lelang reguler dan tujuh lainnya melalui penawaran langsung.

Lelang blok migas putaran pertama 2009 baik melalui loving reguler maupun penawaran langsung tersebut tidak menunjukkan hasil menggembirakan.

Blok Sula I merupakan satu-satunya wilayah kerja yang dimenangi investor dari 17 yang ditawarkan dalam loving reguler.

Dua blok lagi yakni Blora dan North Makasar Strait adalah dua dari tujuh yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran langsung.

Evita Legowo mengatakan penyebab tidak lakunya blok migas tersebut antara lain adalah krisis perekonomian global, rencana pembatasan pengembalian biaya operasi (cost recovery), dan UU tentang lingkungan hidup.

Tidak lakunya blok-blok migas tersebut akan mengancam pencapaian produksi migas yang akan menurun di masa mendatang, katanya.
(*)