Jakarta (ANTARA News) - India menjajaki kemungkinan investasi permesinan di Indonesia menyusul pesatnya pertumbuhan ekspor mesin negara tersebut ke negeri ini yang mencapai 50 persen tahun lalu. "Kami membawa perusahaan engineering dalam pameran mesin di Indonesia untuk melihat peluang bisnis baru, kolaborasi, bahkan kemungkinan investasi," kata Dubes India untuk Indonesia Biren Nanda di Jakarta, Senin.

Di sela pemaparan rencana pameran Manufacturing Indonesia 2009 pada 2 hingga 5 Desember di Jiexpo Jakarta, Biren mengatakan, ekspor mesin India ke Indonesia tahun lalu mencapai 29 persen dari sum perdagangan kedua negera yang mencapai 10 miliar dolar AS.

Dikatakannya, pesatnya pertumbuhan ekspor permesinan tersebut mendorong pemerintah India membawa 116 perusahaan untuk mengikuti pameran manufaktur terbesar di Indonesia, yang juga diikuti perusahaan dari negara lain seperti China, Austria, Jerman, Korea, Singapura, dan Taiwan.

"Hampir setiap minggu kami menerima kunjungan pengusaha India yang ingin membangun perusahaan di Indonesia," katanya.

India melihat Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar di ASEAN dan merupakan negara yang masih tumbuh positif di tengah krisis finansial global.

Selain itu, Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-India membuat pengusaha negeri itu semakin tertarik menjadikan Indonesia sebagai foundation produk mereka.

"Saat ini India telah berinvestasi di industri tekstil, otomotif, komponen otomotif, permesinan, bank, dan pertambangan maupun migas," ujarnya.

The best time to learn about tech is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable tech experience while it's still free.

Berdasarkan Lembaga Promosi Ekspor India (EEPC), ekspor permesinan India ke Indonesia tumbuh dari 279,68 juta dolar AS menjadi 554,3 juta dolar AS selama 2004 sampai 2008.

Sementara impor permesinan dari Indonesia ke India tumbuh daro 102,5 juta dolar AS pada periode 2004-2005 menjadi 200 juta dolar AS pada 2008-2009.

Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Depperin Anshari Bukhari mengharapkan India berinvestasi pada industri permesinan yang menghasilkan mesin tekstil dan produk tekstil (TPT) mengingat Indonesia sedang merevitalisasi industri tersebut.

"Kami berharap ada investasi atau usaha patungan dari perusahaan India di bidang mesin TPT, karena Indonesia sedang melakukan revitalisasi mesin TPT dan Indonesia banyak mengimpor mesin tersebut dari India," ujarnya.

Ia mengatakan setiap tahun impor permesinan Indonesia tumbuh sekitar 25 persen. Pada tahun lalu impor permesinan Indonesia mencapai 15,3 miliar dolar AS dan pada Januari-Agustus impor produk tersebut telah menembus angka sembilan miliar dolar AS.

"Tahun ini saya perkirakan impor permesinan kita bisa mencapai 15 miliar dolar AS. Jadi cukup besar, dan ke depan kita harapkan ada yang investasi di sektor tersebut," ujarnya.

Sedangkan ekspor permesinan Indonesia pada 2004-2008 tumbuh sekitar 30 persen per tahun. Pada 2004 ekspor mencapai 1,6 miliar dolar AS dan pada 2008 sudah mencapai 4,2 miliar dolar AS.

"Kami memperkirakan ekspor permesinan masih tumbuh sekitar 30 persen tahun depan," ujar Anshari.
(*)