Jakarta (ANTARA News) - Dalam tiga tahun terakhir impor jeroan sapi mengalami penurunan dari yang semula di atas 58,25 persen pada 2006 kini tinggal 14,2 persen dari porsi impor daging nasional pada 2009. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen Peternakan Departemen Pertanian, Turni Rusli Syamsudin, di Jakarta, Sabtu, mengatakan, penurunan tersebut disebabkan sejak 2007 pemerintah melarang impor sejumlah jenis jeroan seperti usus, babat dan paru.

"Sejak 2007 dari delapan jenis jeroan yang semula diizinkan impor tinggal hanya dua yang masih dibolehkan yakni jantung dan hati," katanya.

Pelarangan impor sejumlah jenis jeroan tersebut, katanya, memang mendapatkan protes dari sejumlah negara yang selama ini menjadi eksportir daging ke berita indonesia terbaru yakni Australia, Selandia Baru, Kanada dan Amerika.

Di negara mereka, ujarnya, jeroan tersebut tidak dikonsumsi dan hanya dijadikan sebagai makanan ternak atau sebagai produk "sampah" sehingga dijual murah.

How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.

"Oleh karena itu melalui Permentan No 64 tahun 2006 dan diperbarui dengan Permentan No 20 tahun 2009 kita akhirnya hanya mengizinkan impor dua jenis jeroan," kata Turni.

Dia mengungkapkan pada 2004 dari total impor produk daging sapi sebanyak 48,3 ribu ton sebanyak 36,5 ribu ton atau 75,3 persen berupa jeroan yang mana daging murni hanya 11,8 ribu ton.

Sementara itu pada 2006 porsi impor jeroan meskipun secara jumlah masih 36,5 ribu ton namun secara persentase menurun yakni hanya 58,5 persen dari total impor daging sebanyak 62,4 ribu ton, sisanya 25,9 ribu ton berupa daging murni. Sedangkan pada 2007 impor jeroan hanya 13,8 ribu ton atau 21,6 persen dari total impor daging sebanyak 64,0 ribu ton sementara yang 50,2 ribu ton berupa daging.

Pada 2009 porsi impor daging semakin meningkat yakni mencapai 64,1 ribu ton dari total impor 74,7 ribu ton sebaliknya untuk jeroan semakin menurun yakni tinggal 14,2 persen atau 10,6 ribu ton.

Sementara itu menyinggung impor daging selama 2009, Turni mengatakan, mengalami kenaikan dibanding 2008 yakni menjadi 74,7 ribu ton dari sebelumnya 70,1 ribu ton. Sedangkan untuk 2010, pemerintah menargetkan impor daging akan menurun setidaknya 15 persen dibandingkan tahun lalu.(*)